Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara GIZ-GRASS dan Kalara Borneo
- Paulus Ohio
- 21 Jun
- 1 menit membaca

Melanjutkan upaya peningkatan kapasitas yang sebelumnya dilakukan oleh GIZ untuk para petani kakao di wilayah utara Kapuas Hulu, proyek GRASS terus mendampingi para petani dengan fokus pada prinsip tumpangsari dan teknik pascapanen seperti fermentasi. Untuk meningkatkan keterampilan dan kesiapan pasar para petani, GRASS juga memberikan pelatihan tambahan, kunjungan studi ke Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka), serta penguatan organisasi petani.
Dalam rangka menghubungkan petani dengan pasar yang dapat diandalkan, GRASS memfasilitasi kemitraan dengan Kalara Borneo, sebuah perusahaan sosial berbasis di Pontianak yang bergerak di bidang produk berkelanjutan dari Kalimantan Barat. Kalara Borneo berkomitmen untuk membeli seluruh kakao yang diproduksi secara berkelanjutan dari para petani dengan harga premium. Perusahaan ini juga telah secara resmi meluncurkan cokelat single origin “Kapuas Hulu Origin” yang dibuat secara eksklusif dari kakao hasil panen petani binaan GRASS.
Untuk meresmikan kolaborasi ini, Nota Kesepahaman (MoU) ditandatangani pada tanggal 5 Desember 2024 di Pontianak oleh Pendiri Kalara Borneo, Ibu Yohana Tamara Yunisa, dan Manajer Komisi GRASS, Bapak Per Rasmussen. Acara penandatanganan ini turut dihadiri oleh perwakilan Kedutaan Besar Jerman di Indonesia, Wakil Kepala Misi Bapak Thomas Graf, serta Perwakilan BMZ, Bapak Oliver Hoppe.

“Saya merasa sangat terbantu dengan adanya kolaborasi bersama proyek GRASS, karena mewujudkan rantai pasok kakao dari hulu ke hilir tidak bisa dilakukan sendirian,” ujar Yohana Tamara. Melalui adanya pasar yang pasti dan harga premium dari perjanjian ini, diharapkan semakin banyak petani yang terdorong untuk melihat kakao sebagai komoditas potensial, mampu meningkatkan pendapatan, sekaligus mendukung keberlanjutan ekologis.
Comments